Di momen hari raya idul fitri bagi kita adalah momen yang sangat ditunggu, kebahagiaan merayakan bersama keluarga tercinta.
Dan dimomen itulah bagi seorang karyawan atau pegawai negeri sipil mendapatkan Tunjangan Hari Raya namun tidak bagi guru ngaji di kampung maupun pedalaman yang setiap hari mengabdikan dirinya untuk mengajar mengaji anak-anak.
Dengan sabar, telaten dan semangat yang tinggi, para guru ngaji meluangkan waktunya untuk mengajari semua anak-anak agar mengenal huruf hijayiah hingga mampu membaca Al-Qur’an. Tak lupa dengan berbagi ilmu untuk membentuk akhlak yang mulia, memiliki budi pekerti dan melahirkan generasi penerus Qur’ani, sudah menjadi tugas utamanya.
Namun tak setiap guru ngaji mendapatkan pendapatan, sebagian besar mereka lakukan secara sukarela atau tidak dibayar sama sekali.